Pada kesempatan kali ini kita akan membahas tentang tumbuhan lumut mulai dari pengertian, ciri-ciri, jenis-jenis, hingga metagenesisnya. Langsung saja simak pembahasannya berikut.
Daftar Isi
Pengertian Tumbuhan Lumut
Tumbuhan Lumut merupakan tumbuhan yang mempunyai habitat hidup di tempat lembab misalnya di sekitar batuan, sumur, atau pinggiran sungai.
Pada siklus hidupnya, tumbuhan lumut mengalami beberapa kali metagenesis atau pergiliran keturunan.
Ciri-Ciri Tumbuhan Lumut
Tumbuhan lumut dapat dikenali dengan ciri-ciri sebagai berikut:
- Mempunyai akar serabut
- Akar semu (Rhizoid) sebagai pelakat
- Hidup di tempat lembap (pohon, lantai dasar hutan, sumur, tembok, permukaan batu)
- Tidak mempunyai sistem pembuluh angkut
- Koloni lumut seperti lembaran & beledu
- Vegetatif pembentukan gemma, penyebaran spora, & fragmentasi.
- Peralihan antara Thallophyta & Cormophyta
- Generatif peleburan 2 gamet.
Metagenesis Tumbuhan Lumut
Metagenesis tumbuhan lumut berlangsung antara fase (gametofit) haploid & fase sporofit (diploid ).
Di fase gametofit, tumbuhan lumut dominan dan mempunyai masa hidup yang panjang dibandingkan dengan lumut di fase sporofit.
Tumbuhan lumut dalam fase gametofit berbentuk protonema, sedangkan pada fase sporofit berbentuk sporogonium.
Metagenesis lumut dimulai dengan spora yang berkecambah saat jatuh di tempat yang sesuai dengan habitatnya, lalu tumbuh menjadi protonema (protalium).
Ada beberapa protonema yang sukses tumbuh besar, namun ada juga yang gagal tumbuh karena beberapa faktor.
Di fase protonema (lumut muda), terdapat kuncup yang tumbuh berkembang hingga menjadi tumbuhan gametofit (lumut dewasa).
Di fase gametofit, akan terbentuk alat kelamin jantan (anteridium) yang akan menghasilkan spermatozoid, dan alat kelamin betina (arkegonium) yang akan menghasilkan ovum.
Pembuahan ovum oleh spermatozoid nantinya akan menghasilkan zigot yag akan tumbuh menjadi embrio. Kemudian, Embrio ini akan tumbuh menjadi sporofit atau sporogonium.
Selanjutnya, sporofit akan membentuk sporogonium yang memiliki spora. Spora inilah yang akan terkumpul dalam sporangium (kotak spora).
Jika spora jatuh di daerah yang lembap & sesuai dengan habitatnya, spora nantinya tumbuh menjadi protonema. Kemudian protonema akan berkembang menjadi tumbuhan lumut.
Perbedaan Metagenenis Tumbuhan Lumut dengan Metagenesis Tumbuhan Paku
Berikut ini adalah perbedaan antara Metagenenis Tumbuhan Lumut dengan Metagenesis Tumbuhan Paku:
Metagenesis Tumbuhan Lumut | Metagenesis Tumbuhan Paku |
akarnya rhizoid | akarnya serabut |
tubuhnya belum ada berkas pengangkut xilem & floem | sudah ada xilem & floem |
tergolong Non tracheophyta | tergolong Tracheophyta |
daunnya tidak ada spora | daunnya terdapat spora saat masih muda menggulung |
gigi peristome sebagai pengatur keluarnya spora | Anullus sebagai pengatur keluarnya spora |
spora yang setelah dormancy lalu jatuh di daerah yang lembab akan berkecambah jadi Protonema, lalu akan jadi tumbuhan lumut apabila ingin menghasilkan gamet | sporanya akan berkembang jadi Prothalium yang bisa menghasilkan gamet berupa anteridium dan archegonium |
Jenis Tumbuhan Lumut
Beberapa jenis tumbuhan lumut adalah sebagai berikut:
1. Hepaticopsida (Lumut Hati)
Lumut hati adalah jenis lumut yang memiliki anggota hingga 6000 spesies. Nama lumut hati diberikan karena memiliki banyak lekukan yang sekilas terlihat seperti bentuk hati.
2. Anthocerotae (Lumut Tanduk)
Lumut tanduk adalah jenis lumut yang dapat dipakai untuk akuarium atau hiasan dinding.
Lumut ini mirip dengan lumut hati, bedanya adalah lumut tanduk lebih seperti kapsul dan memanjang seperti karpet.
3. Bryopsida (Lumut Daun)
Lumut daun / lumut sejati adalah jenis lumut yang memiliki jumlah paling banyak dari pada lumut hati & lumut tanduk.
Lumut daun berbentuk seperti tumbuhan kecil yang tumbuh tegak dengan tinggi kurang lebih 10cm hingga 40cm.
Ukuran daunnya kecil & tersebar di sekeliling batangnya.
Demikian pembahasan tentang metagenesis tumbuhan lumut. Semoga bermanfaat.