Koloid: Pengertian, Sifat, Jenis, dan Contohnya

Pengertian Koloid

Koloid adalah campuran heterogen dari 2 zat atau lebih di mana partikel-partikel zat berukuran antara 1 hingga 1000 nm tersebar (dispersi) merata dalam medium zat lain.

Zat yang tersebar sebagai partikel disebut fase terdispersi, sedangkan zat yang menjadi medium mendispersikan partikel disebut medium pendispersi.

Secara mikroskopis, koloid terlihat seperti suspensi, yakni campuran heterogen di mana masing-masing komponen campuran cenderung saling memisah. 

Sedangkan secara makroskopis, koloid terlihat seperti larutan, di mana terbentuk campuran homogen dari zat terlarut dan pelarut.

Koloid

Sifat-sifat Koloid

Koloid memiliki beberapa sifat, yaitu:

1. Efek Tyndall

Ketika seberkas cahaya diarahkan kepada larutan, cahaya akan diteruskan. Namun, ketika berkas cahaya diarahkan kepada sistem koloid, cahaya akan dihamburkan.

Efek penghamburan cahaya oleh partikel koloid ini disebut efek Tyndall. Efek Tyndall dapat digunakan untuk membedakan sistem koloid dari larutan.

Penghamburan cahaya ini terjadi karena ukuran partikel koloid hampir sama dengan panjang gelombang cahaya tampak (400 – 750 nm).

2. Gerak Brown

Secara mikroskopis, partikel-partikel koloid bergerak secara acak dengan jalur zig-zag dalam medium pendispersi. Gerakan ini disebabkan oleh terjadinya tumbukan antara partikel koloid dengan medium pendispersi.

Gerakan acak partikel ini disebut gerak Brown. Gerak Brown membantu menstabilkan partikel koloid sehingga tidak terjadi pemisahan antara partikel terdispersi dan medium pendispersi oleh pengaruh gaya gravitasi.

3. Muatan koloid

Dikenal dua macam koloid, yaitu koloid bermuatan negatif dan koloid bermuatan positif.

4. Adsorpsi

Partikel koloid dapat menyerap partikel-partikel lain yang bermuatan maupun tidak bermuatan pada bagian permukaannya.

Peristiwa penyerapan partikel-partikel pada permukaan zat ini disebut adsorpsi.

Partikel koloid dapat mengadsorpsi ion-ion dari medium pendispersinya sehingga partikel tersebut menjadi bermuatan listrik. Jenis muatannya bergantung pada muatan ion-ion yang diserap.

Sebagai contoh, sol Fe(OH)3 dalam air bermuatan positif karena mengadsorpsi ion-ion positif, sedangkan sol As2S3 bermuatan negatif karena mengadsorpsi ion-ion negatif.

5. Elektroforesis

Partikel koloid dapat bergerak dalam medan listrik. Hal ini menunjukkan bahwa partikel koloid bermuatan listrik.

Pergerakan partikel koloid dalam medan listrik di mana partikel bermuatan bergerak ke arah elektrode dengan muatan berlawanan ini disebut elektroforesis.

Koloid bermuatan positif akan bergerak ke arah elektrode negatif, sedangkan koloid bermuatan negatif akan bergerak ke arah elektrode positif.

Oleh karena itu, elektroforesis dapat digunakan untuk menentukan jenis muatan koloid dan juga untuk memisahkan partikel-partikel koloid berdasarkan ukuran partikel dan muatannya.

6. Koagulasi

Muatan listrik sejenis dari partikel-partikel koloid membantu menstabilkan sistem koloid. Jika muatan listrik tersebut hilang, partikel-partikel koloid akan menjadi tidak stabil dan bergabung membentuk gumpalan.

Proses pembentukan gumpalan-gumpalan partikel ini disebut koagulasi.

Setelah gumpalan-gumpalan ini menjadi cukup besar, gumpalan ini akhirnya akan mengendap akibat pengaruh gravitasi.

7. Koloid pelindung

Koagulasi dapat dicegah dengan penambahan koloid pelindung, yakni suatu koloid yang berfungsi menstabilkan partikel koloid yang terdispersi dengan membungkus partikel tersebut sehingga tidak dapat saling bergabung membentuk gumpalan.

8. Dialisis

Dialisis adalah pemisahan koloid dari ion-ion pengganggu dengan cara mengalirkan cairan yang tercampur dengan koloid melalui membran semipermeabel yang berfungsi sebagai penyaring.

Membran semipermeabel ini dapat dilewati cairan tetapi tidak dapat dilewati koloid, sehingga koloid dan cairan akan berpisah.

Jenis-jenis Koloid

Sistem koloid dapat dikelompokkan berdasarkan fase terdispersi dan fase pendispersinya.

Berdasarkan fase terdispersi, jenis koloid dibagi menjadi 3, yaitu: 

  • sol (fase tersispersi padat)
  • emulsi (fase terdispersi cair), dan
  • buih (fase terdispersi gas)

Koloid dengan fase pendispersi gas disebut aerosol.

Sedangkan berdasarkan fase terdispersi dan pendispersinya, jenis koloid dapat dibagi menjadi 8 golongan seperti pada tabel berikut.

Fase TerdispersiFase PendispersiJenis KoloidContoh Koloid
CairGasAerosolKabut, awan, hair spray
PadatGasAerosolAsa, debu di udara
GasCairBuihBuih sabun, krim kocok
CairCairEmulsiSusu, santan, mayonnaise
PadatCairSolSol emas, tinta, cat, pasta gigi
GasPadatBuih padatKaret busa, Styrofoam, batu apung
CairPadatEmulsi padat (gel)Margarin, keju, jelly, mutiara
PadatPadatSol padatGelas berwarna, intan hitam

Demikian pembahasan tentang Koloid. Semoga bermanfaat.

Pelajari Lebih Lanjut

Hidrolisis Garam

5 Hukum Dasar Kimia

Tabel Periodik Unsur Kimia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *