X
    Categories: Kimia

Hidrolisis Garam: Pengertian, Jenis, Rumus, Contoh

Pada kesempatan kali ini kita akan membahas tentang Hidrolosis Garam mulai dari pengertian, jenis, rumus, serta contoh soal dan pembahasannya. 

Langsung saja baca penjelesannya berikut.

Pengertian Hidrolisis Garam

Hidrolisis berasal dari kata hidro yang berarti air dan lisis yang berarti penguraian. Jadi, hidrolisis merupakan reaksi penguraian dalam air.

Hidrolisis garam adalah reaksi penguraian garam dalam air membentuk ion positif dan ion negatif. Ion-ion tersebut akan bereaksi dengan air membentuk suatu asam (H3O+) dan basa (OH) asalnya.

Hidrolisis garam merupakan reaksi penguraian antara kation dan anion garam dengan air dalam larutan.

Kation dan anion yang dapat mengalami reaksi hidrolisis adalah yang termasuk elektrolit lemah.

Sedangkan kation dan anion garam yang termasuk elektrolit kuat tidak terhidrolisis.

Jenis-jenis Hidrolisis

Ditinjau dari komponen pembentuknya garam, dan banyak tidaknya garam tersebut dapat diuraikan ketika direaksikan dengan air, hidrolisis dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

1. Hidrolisis Parsial

Dalam Hidrolisis parsial, ketika garam direaksikan dengan air, hanya sebagian ion saja yang mengalami reaksi hidrolisis, sedangkan yang lainnya tidak.

Komponen-komponen penyusun garam yang mengalami reaksi hidrolisi parsial ini adalah asam lemah dan basa kuat atau sebaliknya.

2. Hidrolisis Total

Hidrolisis total ialah reaksi penguraian seluruh garam oleh air, dimana komponen garam terdiri dari asam lemah dan basa lemah. Berdasarkan jenis-jenis ion yang dihasilkan ketika garam terlarut dalam air.

3. Hidrolisis Anion

Ketika garam yang tersusun dari molekul asam lemah dan basa kuat direaksikan dengan molekul air, maka garam-garam ini hanya akan terhidrolisis sebagian/parsial didalam air dan akan menghasilkan ion yang bersifat basa (OH).

Dengan demikian, yang terhidrolisis adalah anion dari asam lemah, sedangkan kation dari basa kuat tidak terhidrolisis.

Misal :

CH3COONa(aq) → CH3COO(aq) + Na+(aq)

CH3COO +H2O ↔ CH3COOH + OH

Na+ + H2O → tidak terjadi reaksi

Berdasarkan contoh tersebut, CH3COO yang bertindak sebagai anion asam lemah terhidrolisis membentuk OH ketika garam direaksikan dengan molekul air (H2O), sedangakn Na+ yang bertindak sebagai kation dari basa kuat tidak terhidrolisis ketika direkasikan dengan molekul air.

Jadi, garam dengan komponen pembentuk asam lemah dan basa kuat yang direaksikan dengan air akan terhidrolisis sebagian dan menghasilkan ion yang bersifat basa.

4. Hidrolisis Kation

Jika garam dengan komponen penyusun asam kuat dan basa lemah dilarutkan ke dalam molekul air, maka akan mengalami suatu proses hidrolisis parsial dan menghasilkan ion yang bersifat asam (H+).

Hal ini diakibatkan karena hanya kation dari basa lemah terhidrolisis, sedangkan anion dari asam kuat tidak mengalami hidrolisis.

Misal :

NH4Cl → NH4+ + Cl

NH4+ + H2O ↔ NH4OH + H+

Cl + H2O → tidak terjadi reaksi

Dapat disimpulkan bahwa NH4+ yang bertindak sebagai basa lemah terhidrolisis menghasilkan ion yang bersifat asam, yaitu H+. Namun Cl yang sebagai anion asam kuat tidak terhidrolisis.

5. Kation dan Anion Terhidrolisis

Jika garam dengan komponen asam lemah dan basa lemah direaksikan dengan molekul air maka akan mengalami hidrolisis total.

Hal tersebut terjadi karena kation dari basa lemah ataupun anion dari asam lemah dapat terhidrolisis secara sempurna. Reaksi hidrolisis ini menghasilkan sebuah ion H+ atau OH.

Misal :

CH3COONH4 → CH3COO + NH4+

CH3COO + H2O ↔ CH3COOH + OH

NH4+ + H2O ↔ NH4OH + H+

Jadi dapat disimpulkan bahwa ke-2 komponen penyusun garam CH3COO (anion dari asam lemah) dan NH4+ (kation dari basa lemah) dapat terhidrolisis secara sempurna yang masing-masing berurutan menghasilkan ion yang bersifat basa (OH) dan akan ion yang bersifat asam (H+).

Rumus Hidrolisis Garam

1. Garam yang terbentuk dari komponen asam lemah dan basa kuat

Garam yang berasal dari asam lemah dan basa kuat dalam air akan mengalami hidrolisis sebagian.

Komponen garam (anion asam lemah) mengalami hidrolisis menghasilkan sebuah ion OH, maka pH > 7 sehingga larutan garam bersifat basa.

Contoh

CH3COOK, CH3COONa, KCN, CaS.

Reaksi ionisasi = CH3COOK( aq ) → K+(aq) + CH3COO(aq)

Reaksi hidrolisis = K + (aq) + H2O(l)  (tidak terhidrolisis)

CH3COO(aq) + H2O(l) → CH3COOH(aq) + OH(aq) bersifat basa

Rumus :

Keterangan :

  • Kh: konstanta hidrolisis
  • Kw: konstanta air
  • Ka: konstanta asam
  • [G]:konsentrasi garam
  • h: derajat hidrolisis

Besarnya derajat hidrolisis dihitung dengan rumus berikut :

2. Garam yang terbentuk dari komponen asam kuat dan basa lemah

Garam yang berasal dari asam kuat dan basa lemah dalam air akan mengalami hidrolisis sebagian dikarenakan salah satu komponen garam (kation basa lemah) mengalami hidrolisis menghasilkan ion H+,maka pH < 7, sehingga larutan garam bersifat asam.

Rumus :

Keterangan :

  • Kh: konstanta hidrolisis
  • Kw: konstanta air
  • Kb: konstanta basa
  • [G]: konsentrasi garam
  • h: derajat hidrolisis

Besarnya derajat hidrolisis dihitung dengan rumus berikut :

3. Garam yang terbentuk dari komponen asam lemah dan basa lemah

Garam yang berasal dari asam lemah dan basa lemah dalam air akan mengalami hidrolisis total, karena kedua komponen garam (anion asam lemah dan kation basa lemah) terhidrolisis akan menghasilkan ion H+ dan ion OH, sehingga pH larutan ini bergantung pada nilai Ka dan Kb.

Rumus :

  • Kw: konstanta air
  • Ka: konstanta asam
  • Kb: konstanta basa
  • Kh: konstanta hidrolisis

Nilai pH dari garam ini tergantung dari nilai Ka dan Kb.

a. Jika Ka = Kb, maka larutannya bersifat netral (pH = 7)

b. Jika Ka > Kb, maka larutannya bersifat asam (pH < 7)

c. Jika Ka < Kb, maka larutannya bersifat basa (pH > 7)

Pelajari Lebih Lanjut

5 Hukum Dasar Kimia

Tabel Periodik Unsur Kimia

Koloid

Polimer

Jumlah Mol, Molaritas, Molalitas, Normalitas, & Fraksi Mol

Mitha: